Pada Sebuah Pernikahan


Posted by
Paan Ovrtd

More

#thought 17

Dah lama dia tak merasakan perasaan ini - perasaan takut dengan segala amal ibadahnya, segala ilmunya, segala nikmat yang dirasainya - apakah kesemuanya itu telah diredhai oleh Allah?

Seringkali juga terjadi dalam dirinya, saat dia merasakan ini - apakah ianya timbul dek kerana rasa yakinnya pada Allah telah berkurang? Apakah ada kecondongan dalam akadnya? Apakah ada kotoran pada hatinya yang menghalang dalam merasa redha dengan perasaan itu sendiri?

Telah pun dia mengerti perbezaan di antara 'Izin Allah' dan 'Redha Allah', maka di manakah letaknya perasaan ini? Telah pun dia selalu berdoa di dalam solatnya "Allahumma Ya Muqallibal Qulub... thabbit qalbi 'ala deenik, wa 'ala to'atik..." agar dijauhi rasa bolak baliknya kepada Yang Maha Menentu Sesuatu.

Namun, masih sering dia diburu rasa tidak cukup dengan pengabdiannya kepada Rabbul Izzati. Rasa bersalah dengan tiap af'al - apakah tertolak? Rasa bersalah dengan tiap nafas yang terhela. Rasa bersalah dengan tiap rasa.

Beginikah nikmat cinta para Nabi, para Rasul, para sahabat, para wali kepada-Mu, Ya Allah?

Posted by
Paan Ovrtd

More

#thought 16

Wahai diri yang tidak memiliki
Betapa tercelanya dirimu
Memandu jasadmu ke lembah kehinaan
Memacu tubuhmu sehawa nafsumu

Posted by
Paan Ovrtd

More

#thought 15

You see, words can express your feeling only to some extents. Only Him and you know the rest of it. That's how close we are to acknowledge of His existence. But to some, they're blinded by their own clouded emotions and judgments.

The point is to choose.

Posted by
Paan Ovrtd

More

#thought 14

Bila terasa usaha sia-sia
Apakah boleh menyerah semata?
Takut Engkau jadi murka
Tapi takut juga nafsu meraja

Bagaimana seharus aku wahai Cinta?
Tersasarkah aku dengan begini iltizam?
Tergelincirkah aku dengan begini menyungkam?
Inikah balasanku di masa silam?

Sakit ini cuma Engkau yang tahu
Perit ini hanya pada Engkau ku adu
Jerih ini meski bukan datangnya selalu
Sesekali menerpa menyeksa peribadiku

Wahai Cinta
Wahai Kasih
Wahai Penguasa
Wahai Segala

Ringankanlah beban ini
Tunjukkan caranya
Segarkan kembali hati ini
Agar menambah abdiku semula

Posted by
Paan Ovrtd

More

#thought 13

Dear Beloved,

you care about me more than I think of you. I'm a fool for not noticing that before. You sent illness to clean me up, to remind me that you are there, to remind me how you miss me.

Dear Beloved,

I can't express how I feel toward you, since you are the feeling itself, you are everything, and I am lost inside of your greatness, inside of your sympathy, inside of your blessing. You are the source, you are the beginning and you stand tall even before everything or anything. Without my love you are no less, but without yours I am forsaken. I am nothing.

Dear Beloved,

this nothingness inside of me is you.

Posted by
Paan Ovrtd

More

#thought 12

Leave the ugliness. Be beautiful. Be in love. Smile.

Because BismillahirRahmanirRahim is not just a mere phrase.

We were created to be beatiful. With love.

By the Utmost Love.

Posted by
Paan Ovrtd

More

Text

Kesemua hasil tulisan di dalam blog ini sama ada yang terlahir dari untaian kata penulis sendiri mahupun yang terambil dari konteks sumber lain hanyalah sisipan kecil duniawi yang sementara. Sekadar suatu bentuk luahan mahupun ingatan buat diri penulis mahupun yang membaca.
Dikuasakan oleh Blogger.

Copyright © / AbidNanBeruzlah

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger